Powered By Blogger

Sabtu, 29 Oktober 2011

Kunci Sukses Keberhasilan Orang Jepang

Dunia mengagumi kedisiplinan & kesuksesan Japan, sebenarnya kunci rahasianya sangat sederhana, tinggal mempraktekkan saja secara bertahap, dan bersiaplah untuk meninggal gaya lama kebiasaan kita.
Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
Tahap 1. Miliki tujuan yang jelas dan terukur (angka)
Tujuan yang jelas akan membuat anda mengumpulkan (fokus) seluruh energi pada tujuan tersebut. tanpa tujuan anda akan terombang ambing.
Tahap 2. Malu (bila tidak mencapai tujuan)
Rasa malu ini berasal dari hati (kokoro), pemeliharaan hati/rasa membuat diri kita menjadi manusia yang sebenarnya. kebekuan hati membuat manusia seperti binatang. Malu-lah bila tidak mencapai tujuan. Pada tingkat yang ekstrim di japan orang bisa harakiri (tidak kuat menanggung malu karena kegagalan mencapai tujuan)
Tahap 3. Kesungguhan mencapai tujuan (makoto)
Daripada harus mati menaggung malu, lebih baik mencapai tujuan dengan sungguh-sungguh (makoto).
Rasa malu takut gagal melahirkan kesungguhan dalam bekerja untuk mencapai tujuan (makoto).
Tahap 4. Disiplin
Bila sudah berhasil memelihara rasa malu (kokoro) - kesungguhan (makoto) pun akan tumbuh - sehingga disiplin dalam keseharian menjadi tindakan yang otomatis.
Tahap 5. Pengulangan akibat disiplin
Disiplin melahirkan tindakan/praktek yang dilakukan berulang-ulang, maka wajar bila seseorang menjadi ahli di satu bidang karena hal tersebut dilakukan berulang-ulang selama bertahun-tahun.
Tahap 6. Memetik hasil
Kalau seseorang sudah expert di satu bidang karena kedisiplinan serta tindakan yang berulang-ulang selama bertahun-tahun....pasti akan membuahkan hasil.....sebuah hasil akan datang secara otomatis
mulai tahap 1 - hingga tahap 5.....jadi semua berproses....Tuhan menciptakan semesta pun berproses.

Profil Komunitas Siswa Hebat Indonseisa

KOMUNITAS SISWA HEBAT INDONESIA

Pengantar 

Seringkali kita mendengar bahkan mungkin berkata bahwa harapan bangsa ini ada di tangan pemuda. Berbagai macam harapan, perubahan, bahkan tanggungjawab untuk memperbaiki negeri ini, dititipkan kepada mereka. Bung Karno pun pernah berkata, “berilah aku 1000 orang tua, maka aku akan mengguncang Gunung Semeru. Namun berilah aku sepuluh orang pemuda maka akan aku ubah dunia.” Tetapi coba lihat kondisi Indonesia saat ini, walaupun sudah lama Indonesia merdeka tetapi belum banyak perubahan berarti yang  bisa dibanggakan negeri ini. Kemiskinan, kriminalitas, mental korupsi, bahkan fenomena-fenomena lain yang jauh dari kata tertib sering kita jumpai di negeri tercinta ini.

Maka di sinilah letak kekuatan pemuda, khususnya pelajar yang dapat kita harapkan sebagai director of change. Siswa-siswi Indonesia kita, di pundak merekalah kita berharap mereka dapat membuat perubahan-perubahan signifikan pada Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dan bermartabat.

Benarkah selama ini siswa-siswi Indonesia dipersiapkan untuk membuat bangsa ini lebih baik, atau duduk di bangku sekolah hanya untuk sekedar formalitas dan mendapatkan ijazah agar dapat menjadi mesin-mesin produksi tenaga kerja? Apakah saat ini siswa-siswi Indonesia sudah benar-benar teroptimalisasikan potensi mereka untuk menjadi orang-orang hebat dan sukses di kemudian hari? Apakah siswa-siswi kita sudah mampu menorehkan berbagai macam prestasi-prestasi emas untuk bangsa ini? Atau justru yang kita lihat sekarang adalah kondisi terlemah dari siswa-siswi kita sehingga mereka menjadi orang yang biasa-biasa saja?
Maka dari itu di sinilah peran kita bersama untuk mengembangkan suatu upaya untuk mengakselerasi dan mengoptimalkan potensi siswa Indonesia. Komunitas Siswa Hebat Indonesia diharapkan mampu menjadi solusi dan sarana memajukan kualitas generasi muda Indonesia, khususnya pelajar yang memiliki keunggulan dalam akademik, ketrampilan, mentalitas, dan karakter.



Tentang Komunitas Siswa Hebat Indonesia 

Komunitas Siswa Hebat Indonesia adalah wadah bagi siswa/i berprestasi di tingkat menengah pertama dan atas (SMP & SMA). Dedikasi ini dimulai dengan mengumpulkan siswa/i terbaik dan berprestasi se-Jabodetabek kemudian bergerak bersama dalam satu visi dan misi untuk menebarkan inspirasi. Melalui inspirasi pergerakan ini diharapkan tercipta sinergi yang akan menghasilkan siswa/i hebat lainnya di seluruh Indonesia.

Komunitas Siswa Hebat Indonesia dicetuskan pertama kali oleh Drs. Bahroin Suryantara, M.Ag (Trainer Guru Hebat Indonesia) dan Kak Beky (Raja Privat Indonesia). Tujuannya sederhana, yaitu membayangkan Indonesia dipenuhi dengan siswa/i hebat yang memiliki keunggulan seimbang dalam prestasi akademik, ketrampilan, mentalitas, dan integritas karakter. Saat ini Komunitas Siswa Hebat Indonesia dibina oleh Kak Beky, Kak Arry (Trainer Siswa Hebat Indonesia), Kak Ibnu (Entrepreneur Muda Hebat Indonesia), Kak Sugi, dan Kak Riyandi (Pendiri Bimbel Online Cafeskolah).

Fungsi kontribusi dan pemberdayaan yang dilakukan Komunitas Siswa Hebat Indonesia antara lain adalah, leadership camp, outbond, gathering, training, seminar, pemberian award, school to school journey, penerbitan buku, jurnal, DVD dan Video DVD bakti sosial,  dan lain-lainnya. Fungsi pemberdayaan ini memiliki banyak bentuk yang tujuan utamanya adalah membakar semangat siswa hebat untuk terus berprestasi, menginspirasi, dan melahirkan siswa/i hebat lainnya di sekolah mereka masing-masing.
  

4 Jati Diri Siswa Hebat Indonesia 
Siswa Hebat Indonesia adalah:
  1. Siswa Berkarakter
  2. Siswa Berprestasi
  3. Aktivis Sosial dan Wirausaha
  4. Menjunjung Nilai Kebersamaan

One Heart Vision 
Menjadi komunitas siswa prestatif terbesar di Indonesia pencetak generasi muda yang memiliki keunggulan akademik, ketrampilan, mentalitas, dan karakter menuju Indonesia bermartabat dan adidaya.

One Movement Mission
  1. Mengajak siswa/i terbaik dan berpotensi di Indonesia untuk bergabung dan berjuang bersama dalam pembentukan Jati Diri Siswa Hebat Indonesia
  2. Bekerjasama dengan instansi strategis dan memiliki visi-misi selaras dalam fungsi kontribusi dan pemberdayaan Komunitas Siswa Hebat Indonesia
  3. Memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik bagi siswa/i Indonesia dalam mengiternalisasi jati diri Siswa Hebat Indonesia.


STRUKTUR PENGURUS
DEWAN PEMBINA:
 
Dewan Pembina bertugas untuk mengarahkan Komunitas Siswa Hebat Indonesia agar berjalan sesuai dengan visi dan misi serta tujuan dari pembuatan komunitas itu sendiri

KETUA:
Ketua bertugas untuk bertanggungjawab dalam setiap aktivitas operasional maupun non-operasional Komunitas Siswa Hebat Indonesia khususnya kepada dewan pembina. Ketua memiliki wewenang untuk menambah atau mengurangi divisi sesuai dengan perkembangan nanti setelah dikomunikasikan dengan dewan Pembina komunitas. Masa jabatan ketua adalah satu (1) tahun.

WAKIL KETUA:
Mendampingi ketua dalam pengambilan keputusan, menggantikan peran ketua saat tidak ada, dan ikut mempertanggungjawabkan aktivitas baik operasional maupun non-operasional terhadap dewan Pembina.

SEKRETARIS:
Pencatatan notulensi rapat, pembukuan administrasi dan keperluan surat-menyurat baik dokumen digital maupun dokumen fisik.

BENDAHARA:
Terdiri dari treasurer, yaitu bertugas dalam penyimpanan uang dan controller yaitu bertugas dalam perizinan pengeluaran uang dari treasurer

DIVISI PSDM:
  1. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan pengembangan komunitas selama 1 tahun
  2. Membuat timeline kegiatan pengembangan komunitas selama 1 tahun

DIVISI HUMAS:
  1. Menyebarkan informasi tentang kegiatan dan acara-acara Komunitas Siswa Hebat Indonesia ke sekolah/instansi terkait
  2. Mencari dan mempertemukan perwakilan sekolah (yang belum terdaftar) dengan Komunitas Siswa Hebat Indonesia
  3. Membuat dan mengurus media komunikasi Komunitas Siswa Hebat Indonesia, seperti: Mailing List, Website, dan Group Facebook
COMMUNITY DATA CENTER:
  1. Mencari database siswa/i di setiap sekolah/instansi terkait
  2. Membuat database komunitas yang terdiri dari siswa/i berprestasi dan berpotensi di Indonesia
DIVISI PENGABDIAN MASYARAKAT:
  1. Membuat data mengenai institusi/lembaga yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan untuk yatim, dhu’afa, dan anak jalanan
  2. Membuat program-program pemberdayaan masyarakat, khususnya pelajar yang tidak mampu agar memiliki peluang menjadi Siswa Hebat Indonesia
  3. Memberikan pelatihan dan seminar-seminar gratis untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya pelajar yang kurang mampu


Profil Dewan Pembina Komunitas Siswa Hebat Indonesia

Arry Rahmawan: Dikenal sebagai Trainer Siswa Hebat Indonesia, pencetus dan penulis buku 5 Kunci Siswa Hebat Indonesia, dan professional team training PT. Sinergi Fitrah 2201. Mengantongi ratusan jam terbang dalam memberikan training motivasi untuk pelajar dan mahasiswa. Saat ini masih aktif menjadi mahasiswa semester V di Departemen Teknik Industri Universitas Indonesia.

Kak Beky: Kak Beky adalah pencetus Komunitas Siswa Hebat Indonesia. Menjadi entrepreneur multi-bisnis di dunia pendidikan. Dikenal juga sebagai ‘Raja Privat’ dan merupakan Business Development Director di Bimbel Master 21 milik Bapak Hilmi Panigoro. Berbisnis dengan basis sinergi dan kekuatan silaturahmi, serta ingin memperkaya orang lain melalui bisnis beliau tidak segan ketika diminta menjadi Pembina entrepreneurship untuk Komunitas Siswa Hebat Indonesia.

Ibnu Abdul Aziz (Kak Ibnu): Kak Ibnu adalah salah satu trainer Siswa Hebat Indonesia. mahasiswa yang bermindset pengusaha atau sebaliknya pengusaha yang menjalani rutinitas selaknya mahasiswa ini sedang membangun beberapa bisnis, seperti les privat dan agrobisnis, yaitu pembesaran Tiktok. Selain tercatat aktif sebagai mahasiswa semester V di Departemen Administrasi Fiskal, kak Ibnu juga menjabat sebagai Vice Director Central for Entrepreneurship Development and Studies UI.

Sugi Wirianto (Kak Sugi): Kak Sugi juga merupakan salah satu trainer siswa hebat Indonesia. mahasiswa Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta ini, selain memiliki track record yang baik dalam pendidikannya, kak Sugi juga seorang pengusaha dengan mengelola beberapa bisnis dalam usahanya menjemput indahnya mimpi menjadi pengusaha yang sukses di waktu muda.

Riyandi Chairul Siregar (Kak Riyan) Kak Riyan terkenal sebagai ‘Raja Bimbel Online’
dengan sistem inovatifnya yang bisa diakses di cafeskolah.com. Aktif di komunitas Tangan Di Atas (TDA) bersama Kak Beky dan saat ini Kak Riyan menjadi staf ahli multimedia training di PT. Sinergi Fitrah 2201.

Nilai Tambah Menjadi Anggota Komunitas Siswa Hebat Indonesia
Banyak nilai tambah yang didapatkan oleh anggota Komunitas Siswa Hebat Indonesia yang tidak didapatkan di komunitas lain. Beberapa nilai tambah tersebut antara lain:
  1. Memiliki database terintegrasi siswa/i berprestasi tingkat SMP-SMA se Jabodetabek
  2. Mendapatkan berbagai macam training, seminar, dan produk pengembangan diri dengan harga khusus dan jauh lebih murah daripada harga reguler
  3. Mendapatkan kartu anggota dengan masa berlaku yang tidak terbatas
  4. Anggota Komunitas Siswa Hebat Indonesia mendapatkan kemudahan akses pada acara outbond, leadership camp, dan gathering siswa hebat se-Indonesia
  5. Bagi siswa/i hebat terbaik di setiap kategori yang telah ditentukan, akan mendapatkan award, piagam penghargaan, dan uang pembinaan untuk meningkatkan prestasi
  6. Gratis training 5 Kunci Siswa Hebat Indonesia bagi pengurus Komunitas Siswa Hebat Indonesia
  7. Memiliki akses untuk belajar dan bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh nasional yang tergabung dalam Dewan Penasihat Komunitas Siswa Hebat Indonesia

Manfaat Menjadi Keluarga Komunitas Siswa Hebat Indonesia
Manfaat Bagi sekolah/madrasah/instansi/perusahaan:
  1. Mengembangkan visi dan misi
  2. Meningkatkan nama baik dan reputasi dari institusi yang bersangkutan karena terdaftar dalam komunitas berprestasi
  3. Ikut mengembangkan pendidikan bagi siswa/i di Indonesia
  4. Meningkatkan sinergi, kinerja, kerjasama, dan kolaborasi strategis antar institusi favorit dan unggul
Manfaat bagi pribadi/individu:
  1. Mengakselerasi prestasi yang lebih baik dan lebih tinggi
  2. Menjaring koneksi atau jaringan sosial strategis antar siswa/i berprestasi
  3. Menjaga semanagat agar terus mencapai prestasi tertinggi dan menjadi siswa hebat yang paripurna
  4. Meningkatkan jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship yang tidak diajarkan di sekolah

Penutup
Demikian profil singkat mengenai Komunitas Siswa Hebat Indonesia. Dengan penuh kerendahan hati, semangat, dan harapan yang besar kami mengharapkan kerjasama strategis dapat terjalin dalam perjuangan memajukan kualitas pelajar di Indonesia. Semoga derap langkah usaha dan tetesan keringat diiringi doa, mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia untuk masa yang akan datang.

Salam Hebat!!

Hormat Kami


Arry Rahmawan
Konseptor Komunitas Siswa Hebat Indonesia
0878 8739 6048

Sekretariat Hebat :                                                                                                 
Ruko Margo Square Jl. Margonda Raya No. 514 F                                            
Depok, Jawa Barat.                                                                                    

Support Team :
Raja Privat Indonesia
Bimbingan Belajar Master 21
cafesekolah.net
Siswa Hebat Indonesia Training
Gerakan SuksesMulia
Sinergi Fitrah 2201
Hypno Edu/Hypno Terapi

Sabtu, 07 Mei 2011

Hukum 33-33-33

Pemirsa ada menjalankan usaha? Mau tau peluang keberhasilan dari usaha tersebut? Nah, ini saya sharingkan salah satu hukum yang pernah saya dapatkan dari seorang jutawan dollar Amerika Hawai yang bernama Robert T Kiyosaki. Di salah satu bukunya, ada tertulis hukum 33-33-33. Saya banyak belajar dari hukum ini. Mungkin pemirsa sudah pernah baca artikel di web antonhuang.com, di artikel berjudul cerita motivasi menggendong keledai. Cerita ini menggambarkan hukum ini. Bila belum baca, monggo baca. Bila yang merasa sudah pintar, ya lewatkan saja. INi hanya berbagi. Apa yang saya bagi, jangan diterima mentah-mentah. Bila tidak suka, ya jangan dimakan. Haha..

Nah, apa artinya hukum 33-33-33 ini dalam berbisnis? Selalu ada 33% orang yang tidak setuju dengan apa yang kita jalankan. Orang-orang ini bisa jadi penuh kritik, ngeyel terhadap apa yang kita jalankan atau bagikan, gak menerima apa yang kita tawarkan. Kategori ini butuh usaha beberapa kali. Namun, pada prosentasenya, tetap juga ada yang tidak setuju atau menolak apa yang kita tawarkan atau bagikan. Ini sudah hukum alamnya. Tidak semua yang datang ke toko (bila pemirsa usaha toko), akan membeli. Selalu ada yang hanya melihat-lihat. Kebetulan salah satu usaha saya bergerak di bidang bisnis jaringan atau Multi Level Marketing. Di bisnis ini, saya ketemu berbagai partner dengan berbagai latar belakang dan berbagai karakter serta kepribadian. Ada yang teachable, yang bisa belajar dan diajar. Saya juga masih belajar. Nah, ada juga yang ngeyel. Di jaringan bisnis saya ada satu leader yang ngeyel. Gak nurut, mau bantah apapun yang dikatakan. Nah, saya belajar dari yang telah lebih sukses dari saya, untuk menghadapi yang ngeyel atau sering membantah, diabaikan saja. Bila coba diperbaiki, namun tidak juga baik hasilnya, daripada mengganggu orang lain yang jauh ingin lebih maju dengan belajar dan mau diajari, lebih baik tinggalkan saja yang ngeyel-ngeyel itu. Kenapa? Karena yang ngeyel akan mencetak generasi ngeyel. Sedangkan dalam kepemimpinan bisnis jaringan, faktor duplikasi kepemimpinan merupakan dasar dari bisnis ini. So, anggap saja yang ngeyel atau tidak setuju dengan apa yang kita tawarkan itu masuk kategori 33%.

Selanjutnya ada 33% lagi orang-orang dengan mudah menerima apa yang kita bagikan atau infokan. Ini yang dibilang oleh bapak Robert T Kiyosaki dalam bukunya itu. So, buat yang sekarang sedang menjalani bisnis, apapun bisnis pemirsa, bila belum menemui hasil, tenang saja, ada 33% yang menanti usaha pemirsa. Jadi perbanyak terus saja usahanya, sambil terus meningkatkan mutu ataupun memperbanyak strategi. Ini sudah hukum rata-ratanya. Selalu ada yang menerima, selalu ada yang menolak, seperti halnya siang berpasangan dengan malam, pagi dengan sore. Pahit dengan manis.

Terus ada lagi 33% yang berada di posisi tengah-tengah. Orang-orang ini yang butuh pendekatan dan pemahaman dari pemirsa. Mereka mungkin butuh penjelasan beberapa kali agar memahami apa bisnis atau produk pemirsa. Orang terkadang cepat lupa, jadi ingatkan lagi. Bila mereka masih tetap juga tidak mau menerima, atau mungkin masih juga ngeyel, setelah beberapa kali penjelasan, masukkan saja ke kategori 33% yang menolak. Haha.. Simpel. Saya pernah belajar kepemimpinan dari John C Maxwell, pakar kepemimpinan internasional, mata rantai bisa tersambung dengan baik bila mempunyai kesamaan. Bila ada satu saja mata rantai yang keluar alias tidak mempunyai kesamaan (visi), maka mata rantai yang berbeda ini haruslah diputus, dibuang saja, agar tidak merusak mata rantai lainnya. Saya awal pertama belajar ini, merasa wahhh. keras sekali. Kenapa harus dibuang mata rantai yang tidak cocok ini? Tega amatt…. INi pemahaman saya dulu. TApi setelah belajar lebih dalam dan banyak tentang kepemimpinan, saya tau bahwa memang harus seperti itu. Satu orang yang ngeyel alias tidak nurut saja di dalam mata rantai, bisa mengganggu fokus dan mata rantai lainnya.

Terus bagaimana dengan 1% lagi?  Selanjutnya actionkan saja. Ngapain juga diributkan atau dipermasalahkan 1% ini. Banyak orang suka berdebat, mencari-cari salah orang lain, mencari-cari kekurangan orang lain. Mencari dan memperdebatkan teori-teori. Menurut saya, teori tidaklah akan berguna banyak bila tidak dipraktekkan. Praktekkan saja, fokus pada praktek. Ini yang saya pelajari dulu. Saya tau saya hanya bisa mendapat banyak bila saya praktek, bukan dengan membaca atau memperdebatkan dengan yang menulis buku. Coba bayangkan kalau saya memperdebatkan dengan Robert T Kiyosaki tentang 1% lagi? Lebih baik actionkan saja, dari action, akhirnya dapat juga makna sejati dan HASIL Nyata dari hukum peluang 33-33-33 ini.

Oke, Jangan telan mentah-mentah apa yang saya sharingkan di sini. Jangan diterima langsung, sesuaikan dengan kondisi pemirsa. Bila dirasa oke, silahkan diterima. Bila tidak, ya jangan diterima. Mau berdebat dengan saya? Saya rasa gak akan ada hasilnya, lebih baik action saja apa-apa yang sudah pemirsa rencanakan. Toh, hasil yang akan pemirsa peroleh jauh lebih berarti. Salam Hebat Luar Biasa!!



Sumber : http://universitasbisnis.com

Cara Mudah Memulai Usaha

Ingin punya usaha? Namun bingung cara memulainya? Ya, saya dulunya juga seperti ini. Mau kerja, saya gak lulus test, gak punya bakat kerja, gak jago kerja, beda dengan orang kebanyakan, yang berbakat kerja. Beruntunglah yang punya bakat kerja, saya sendiri bila test wawancara kerja, gagal terus. Sudah susah payah melewati test psiko, namun selalu gagal di wawancara, ya karena gak bakat kerja tadi, gak jago kerja. Satu-satunya jalan agar bisa makan, bisa punya uang, bisa membeli apa yang diinginkan, bisa hidup, ya harus cari uang, alias harus usaha. Karena gak punya uang terus itu gak enak, jadi harus bikin usaha. Nah, supaya punya usaha, tentunya haruslah memulai usaha, karena kalo gak mulai-mulai punya usaha, akhirnya ya gak akan punya usaha.




Pas mau mulai usaha, saya pun nyangkut di modal. Saya coba ajak kawan-kawan saya, saya paparkan visi misinya (wuihhhh.. bahasanya keren visi misi…), mereka tertarik. Namun, pas cerita modal, nah ini dia, problem mulai muncul. Beberapa yang tertarik, nyangkut. Waktu itu sama-sama baru lulus kuliah, sama-sama modal minim. Ada teman yang jurusan ekonomi, pinter itung2an, itung modal, itu BEP, keluarlah pernyataan : “Wahhh.. sepertinya lama nich balik modalnya…” akhirnya gak jadi dech, ia pun mengambil jalan melamar kerja. Sedangkan saya? Saya gak punya bakat kerja. Gimana? Saya bingung waktu itu, akhirnya ya, saya baca2 buku pengusaha sukses, seperti Purdi Chandra pemilik Bimbel Primagama. Terus baca juga koran yang mengupas tentang Bob Sadino. Saya baca lagi beberapa buku tentang wirausaha. Aha… akhirnya saya dapatkan cara mudah memulai usaha.

Nah, cara mudah memulai usaha, adalah Mulai saja. Sama seperti mau berjalan jauh. Mulai melangkah saja. Dengan melangkah baru akan tau apa2 saja yang akan dialami, didapatkan, ataupun resikonya. Itung2an boleh, perlu, namun pasti ada yang terlewatkan yang di luar itungan manusia. Misalkan, membuka toko, bisa jadi ada yang borong beli. Atau dapat proyek besar. Rezeki kaget gitu loch…
Coba Pemirsa bayangkan…


sumber :  http://universitasbisnis.com

Jumat, 06 Mei 2011

Dari Tukang Parkir Menjadi Wirausaha

Dalyono (30) bikin terhenyak peserta diskusi terbatas kewiraswastaan di Balai Soedjatmoko, Solo, Jawa Tengah, akhir 2010. Ia berangkat menjadi wiraswasta dari serba nol: nol modal, nol koneksi, dan nol keterampilan. Tiga tahun setelah jatuh-bangun, usahanya, mebel batik Mataram Furniture, pun berkembang.

Saya berasal dari keluarga miskin di Desa Kalimundu, Gadingharjo, Bantul, DI Yogyakarta. Ayah saya petani, yutun, tak berpendidikan, tak punya sawah, hanya mengandalkan suruhan orang. Saya tahu mengapa orangtua saya miskin. Mohon maaf karena bodoh.”

Kondisi itu menguatkan tekad anak sulung dari dua bersaudara ini. ”Saya harus belajar, tak boleh lelah belajar.” Namun, belajar tanpa biaya? ”Ah, itu omong kosong.”

Jadilah anak pasangan Ngadiman-Boniyem ini sejak SMP belajar dan mencari penghasilan dengan berjualan apa saja.

Ketika melanjutkan sekolah di SMA 17 Bantul, ia juga berjualan ayam. Ia bekerja sambil belajar, sebab waktu belajar lebih sedikit dari jam kerjanya.

Awalnya, Dalyono tak tahu itulah inti kewirausahaan, kiat dan keterampilan yang kemudian dibicarakan orang terpelajar belakangan ini.

”Tidak mungkin saya menjadi mahasiswa, biaya tak ada. Begitu lulus SMA, saya ke Jakarta. Saya pikir, jadi orang sukses harus ke Jakarta,” kata pria yang ke Jakarta berbekal beras 25 kilogram dan sedikit uang. Ia berjualan ayam di Ibu Kota.

Uangnya habis dalam seminggu. Tak ada tumpangan, ia tidur di kolong jembatan di kawasan Penjaringan. Untuk makan sehari-hari, ia menjadi tukang parkir. Ia hidup terlunta-lunta di Jakarta sekitar tujuh bulan.

Dalyono sempat sakit, tetapi ia menolak kembali ke Yogyakarta. Alasannya, malu karena belum bisa mengirim uang ke kampung.

Ia memang tak dibawa ke Bantul, tetapi dimasukkan ke Panti Sosial Bina Remaja di Sleman. Hampir setahun di panti, ia lalu dipekerjakan di bagian menggambar Summer Gallery, perusahaan furnitur.

Berpindah-pindah

Oleh sang bos, Dalyono dianggap tak bisa menggambar. Dia lalu pindah bekerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain selama kurun waktu lima tahun.

Meski berpindah-pindah tempat kerja, ia tetap bekerja di perusahaan yang lingkup usahanya furnitur.

”Di berbagai perusahaan itu saya dilatih disiplin, minat belajar pun tumbuh lagi,” katanya

Dia lalu bertekad memiliki perusahaan furnitur. Usaha furnitur dirintisnya dan sedikit demi sedikit berkembang. Bahkan, perusahaannya juga menjadi salah satu pemasok perusahaan yang dahulu bosnya menganggap Dalyono tak bisa menggambar.

Suatu saat ia bertemu Ir Ciputra, pengusaha yang punya obsesi kewirausahaan sebagai kunci kemajuan bangsa. Ketika itu Dalyono menjadi juara pemberdayaan masyarakat karena 25 pemuda yang dibinanya lewat usaha mebel Mataram Furnitur. Mereka adalah teman-teman di desanya, Kalimundu.

Awalnya agak sulit karena umumnya mereka tak berlatar belakang tukang kayu. Berkat usaha kerasnya, Dalyono pun terpilih sebagai pemuda pelopor tingkat nasional. Ia dinilai ikut serta memberdayakan masyarakat miskin.

Bupati Bantul (waktu itu) Idham Samawi lalu membiayai Dalyono untuk ikut kursus manajemen pada Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat kerja sama dengan lembaga pendidikan Ciputra dan UGM. ”Saya belajar langsung bagaimana mengubah 'sampah' menjadi 'emas',” katanya.

Selepas kursus kewirausahaan di UGM, Dalyono mengembangkan inovasi produk. Akhir Mei 2006, ia menemukan inovasi mebel batik. Dengan itu, ia bisa mengikuti pameran sampai ke luar negeri.

Semua keberhasilan itu membuat Dalyono berpikir agar hidupnya juga bermanfaat bagi orang lain. Maka, selain mengusahakan mebel batik yang mempekerjakan 160 orang di berbagai kota sebagai pemasok mebelnya (antara lain Jepara, Temanggung, dan Sukoharjo), ia bekerja sama dengan Universitas Ciputra Entrepreneurship di Jakarta mengusahakan lima lembaga kursus dan pelatihan.

Usaha itu kemudian berkembang lagi dengan satu lembaga keuangan mikro. Lembaganya pun mendapat bantuan dari pemerintah sebesar Rp 250 juta, selain bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Konsumsi ekspor

Kantornya menempati enam ruang SD Inpres yang ditutup karena tak ada murid. Sejak tiga tahun lalu Dalyono menyewa tempat itu Rp 200.000 per tahun. Ongkos sewa itu tahun depan bakal naik menjadi Rp 3,5 juta.

Ruang-ruang kelas diaturnya sedemikian rupa hingga layak menjadi kantor sampai ruang untuk membuat desain batik dengan sejumlah karyawan binaan mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Pembeli produk mebel batiknya umumnya orang asing. Ia memanfaatkan promosi dari mulut ke mulut lewat pemandu wisata. ”Saya punya beberapa teman tour guide. Mereka yang memperkenalkan produk saya kepada para tamu asing, selain lewat pameran,” kata Dalyono yang kerap mengikuti berbagai pameran di Jakarta.

Produk mebel batiknya diekspor ke berbagai negara, seperti Perancis, Belanda, dan India. Setiap bulan ia mengekspor sekitar dua kontainer. Omzetnya per bulan sekitar Rp 700 juta.

Dengan mempekerjakan 20 orang di bengkelnya, Dalyono memberi upah sekitar Rp 25.000-Rp 30.000 per hari per pekerja. ”Itu bukan jumlah yang besar, tapi yang penting bermanfaat bagi orang lain,” ucap Dalyono yang juga mengusahakan pernik-pernik, seperti alas kaki sampai gelang kayu yang hari itu diborong konsumen India.

Tak muluk-muluk menafsirkan konsep kewirausahaan, Dalyono berkeyakinan kewirausahaan bukan pengetahuan, tetapi praktik. ”Saya belajar, terus belajar sambil terus bekerja juga.”

Karena itulah, dia juga kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram, Yogyakarta, selain belajar bahasa Mandarin, Inggris, dan Perancis lewat kursus.

Bagaimanapun ia senang karena adiknya, Purwanto (21), tak seperti dia. Selulus SMA sang adik bisa bekerja di perusahaan minyak di Riau. Ngadiman, sang ayah, pun bangga pada pencapaian Dalyono yang dianggapnya mampu ”mengangkat” keluarga.

Berkembangnya usaha mebel yang dirintis, membuat Dalyono semakin yakin bahwa jiwa kewirausahaan memang bisa dibentuk lewat pendidikan di sekolah. Namun, tambahnya, yang kemudian lebih berperan adalah pengalaman, kemauan seseorang berusaha keras, dan disiplin diri.

”Jiwa wirausaha itu terbentuk lewat kemauan keras untuk terus belajar dan senantiasa jeli melihat peluang,” ujar pria kelahiran 20 Juni 1980 yang telah membuktikan bahwa sebuah usaha bisa tercipta dengan kemauan belajar, meski seseorang memulai semuanya dari nol: nol modal, nol relasi, nol pendidikan, dan nol keterampilan.
 






sumber : kompas.com

Kenapa Harus Berwirausaha ?

Kenapa harus berwirausaha ? hmm … pertanyaan yang cukup menggelitik bagi sebagian orang. Sebenernya tidak harus sih ya .. relatif semua itu, namun jika ada kesempatan untuk berwirausaha, saya kok sepertinya berkeyakinan akan banyak orang yang menjadi pengusaha, walaupun dia sudah menjadi bagian dari sebuah perusahaan sebagai karyawan didalamnya maupun PNS.


Sudah benyak kesuksesan berasal dari usaha walaupun banyak juga yang berasal dari gaji hasil pekerjaan, namun sepertinya lebih banyak yang dari kegiatan usaha sampingan kali ya hehehe…
Okay lah.. tidak usah berlama lama, jadi intinya bagi siapa saja, anda , saya, dan apapun jenis aktifitas kesehariannya, saya rasa membuat pilihan dengan mengambil langkah berwirausaha adalah pilihan bijak ditengah carut marut pergolakan perekonomian yang kadang membuat keuangan rumah tangga terasa sulit. Memang semua harus disiasati, menangkap Peluang Usaha menjadi satu alternatif untuk memulai membuka usaha. Kebutuhan akan pendidikan anak, kesehatan, asuransi (jika yg mengambil asuransi), kesehatan dan renovasi atau membeli rumah serta keinginan keiginan lainnya tentunya akan menguras banyak biaya, dan apabila kita hanya mengandalkan gaji saja ya mungkin bisa saja, akan tetapi apabila kita punya usaha lainnya diluar gaji, tentu saja menjadi lebih ringan kan dalam membantu mengatasi berbagai kebutuhan tersebut. Pda intinya sih itu saja… jadi berwirausaha sebagai tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan kita.


Selain itu menangkap Peluang Usaha dengan berwirausaha secara mandiri mampu memberikan kepuasan batin yang tentunya sulit utk di ukur dengan kata kata, keberhasilan dalam berwirausaha dengan berbgaai suka duka didalamnya tentu saja akan terasa memuaskan apabila kita berhasil memanage dan akhirnya sukses dengan usaha yang kita jalani tersebut. Menjadi Pengusaha bisa dinilai juga sebagai permainan anak anak, bebas mau apa saja, ga ada yang menekan, ga ada yang memotong gaji dll, dalam artian umum, Pengusaha lebih bebas dalam mengatur kehidupanya kapan saja dimana saja, jika ada sesuatu yang mengikat mungkin itu adalah ikatan profesionalisme semata dan itu saya rasa emang harus ada di setiap diri Pengusaha, baik pengusaha kecil, menengah ataupun besar.


Dengan menangkap Peluang Usaha dan berani berwirausaha, saya rasa kualitas kegiatan keseharian kitapun juga menjadi lebih menarik, tidak monoton, tidak hanya itu itu saja, ada berbagai tantangan baru yang mungkin hadir di kehidupan kita, berbagai permasalahan berkaitan dengan usaha kita tentunya menjadi hal yang menarik dan menjadi lebih menarik lagi jika kita bisa menghandel dengan baik.


Menjadi Pengusaha adalah Pilihan, Baik orang miskin, menengah ataupun sudah kaya sekalipun tidak ada yang melarang menjadi Pengusaha.

Rabu, 04 Mei 2011

Belajar Sepanjang Usia

     


Lu Pingkung adalah seorang raja, dia adalah seorang raja yang pintar dan adil. Ketika dia berusia 70 tahun, dia masih berkeinginan belajar lebih banyak lagi, untuk menambah pengetahuannya. Lu Pingkung merasa pengetahuan yang dimilikinya masih sangat minim. Tetapi seorang yang berumur 70 tahun ingin belajar lagi, kesulitannya semakin banyak, Lu Pingkung merasa tidak percaya diri, dia lalu pergi meminta nasehat kepada seorang menterinya yang pintar.
Menterinya ini adalah seorang tua yang buta, tetapi dia adalah seorang cendekiawan, walaupun matanya buta, tetapi hati sanubarinya sangat terang.
Lu Pingkung bertanya kepada menterinya ini, ”Coba engkau lihat, saya sudah berumur 70 tahun, sudah cukup tua, tetapi saya masih sangat ingin belajar lebih banyak ilmu, supaya dapat menambah lebih banyak pengetahuan, tetapi selalu merasa kurang percaya diri, selalu merasa sudah terlambat?”
Menteri ini menjawab, ”Paduka merasa terlambat? Lalu kenapa tidak menyalakan lilin?”
Lu Pingkung tidak mengerti maksud dari menteri ini, lalu berkata, ”Saya berbicara serius denganmu, kenapa engkau bercanda? Mana ada seorang menteri yang mempermainkan rajanya?”
Mendengar perkataan rajanya, menteri ini merasa gembira lalu berkata, ”Paduka, engkau salah paham, saya adalah seorang menteri tua yang buta, mana berani mempermainkan Paduka? Mengenai hal belajar lagi saya juga berkata serius kepada Paduka.”
Lu Pingkung dengan bingung berkata, ”Saya tidak mengerti apa maksudmu?”
Menteri berkata, ”Menurut yang saya pelajari, ketika manusia pada masa kecil mempunyai keinginan belajar, bagaikan mendapat sinar mentari pagi yang sangat lembut, sinar mentari makin lama makin terang, waktu bersinarnya juga sangat panjang.
Ketika manusia pada masa remaja mempunyai keinginan untuk belajar, bagaikan mendapat sinar mentari di siang hari, walaupun sinar mentari di siang hari sudah menyinari setengah hari, tetapi sinarnya sangat terik, waktunya bersinar juga masih panjang.
Sedangkan manusia pada masa tuanya mempunyai keinginan untuk belajar, walaupun matahari sudah tenggelam, tidak ada sinar terang lagi, tetapi masih bisa meminjam cahaya lilin untuk menerangi, walaupun cahaya lilin tidak begitu terang, tetapi dengan sedikit cahaya ini lebih bagus daripada meraba-raba ditempat yang gelap.
Lu Pingkung segera tersadarkan, dengan gembira dia berkata, ”Perkataanmu sangat benar, Memang harus demikian! Sekarang saya merasa percaya diri lagi.”
Jika tidak ingin belajar, walaupun membuka mata dengan lebar disiang bolong, sepasang mata ini akan kehilangan, sangat gelap; Dengan terus belajar, tidak peduli muda maupun tua, lebih banyak pengetahuan sanubari akan semakin terang, dengan demikian dapat dengan tidak membabi buta mengambil keputusan dalam menghadapi masalah sehingga hidup ini tidak menjadi sia-sia.



 Erabaru.net